Desa Sei Nangka Gencarkan Upaya Pencegahan Stunting melalui KKN Mahasiswa STIKES AS SYIFA KISARAN

Sei Nangka, [17 Juni 2025] – Desa Sei Nangka, Kecamatan Sei Kepayang Barat, Kabupaten Asahan, terus menunjukkan komitmennya dalam memerangi masalah stunting. Berbagai program dan inisiatif pencegahan stunting digencarkan dengan, melibatkan seluruh elemen masyarakat khususnya mahasiswa STIKES AS SYIFA, demi mewujudkan generasi penerus yang sehat dan cerdas.
Stunting, kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), masih menjadi tantangan kesehatan di banyak daerah, termasuk di pedesaan. Menyadari urgensi masalah ini, Pemerintah Desa Sei Nangka bersama KKN Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) As Syifa Kisaran melakukan pembuatan makanan bergizi dengan memberdayakan masyarakat Desa Sei Nangka.
Fokus pada pembuatan makanan bergizi kepada masyarakat Desa Sei Nangka
Tentu, ini adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat makanan bergizi yang dapat membantu mencegah stunting, dengan fokus pada MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang kaya gizi dan menu keluarga sehat.
Pencegahan stunting dimulai dari pemenuhan gizi yang optimal, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang meliputi masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Salah satu kuncinya adalah memastikan asupan makanan yang cukup, bervariasi, dan kaya nutrisi esensial. Berikut adalah proses membuat makanan bergizi yang berfokus pada MPASI dan menu keluarga yang mendukung tumbuh kembang optimal.MPASI adalah fondasi penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang terus meningkat setelah ASI eksklusif. Kuncinya adalah lengkap, bervariasi, aman, dan responsif.
Pemberdayaan Masyarakat
Keberhasilan program pencegahan stunting di Desa Sei Nangka tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat. Kelompok Wanita Tani (KWT) diberdayakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam sayuran dan beternak, sehingga ketersediaan pangan bergizi dapat terpenuhi secara mandiri. Program dapur sehat atasi stunting (DASHAT) juga mulai diterapkan untuk memberikan contoh menu MPASI bergizi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
“Kami percaya bahwa pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama. Dengan dukungan seluruh elemen masyarakat, kami optimis Desa Sei Nangka dapat menjadi desa bebas stunting dan melahirkan generasi penerus yang berkualitas,” pungkas Bapak Suparman.Upaya-upaya yang dilakukan Desa Sei Nangka ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengatasi masalah stunting, demi masa depan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.